Susahnya Berempati...

Kita sebagai makhluk yang di ciptakan oleh Alloh SWT diberikan suatu kenikmatan atau mungkin bisa dibilang sebagai suatu anugerah yaitu berupa "Perasaan". Perasaan sedih, senang, tertawa, gembara gundah, bimbang, cinta, benci. So klo gitu Perasaan adalahsesuatu yang sifatnya abstrak tapi bisa dirasakan.(sok filosofis nih gw, wekekeke...)

Nikmat Alloh yang satu itu, tiba-tiba saya jadi teringat dengan kejadian beberapa waktu yang lalu ketika perjalanan pulang ke jakarta. Waktu sudah menjelang maghrib lebih tepatnya sekitar jam 6 kurang (sholat maghrib pada saat itu sekitar jam 6:15), sehingga saya harus bergegas untuk menaiki angkot untuk dapet sholat maghrib.

Alhamdulillah saya dapat kendaraan sehingga saya tidak harus menunggu lama di karenakan penumpang yang ada di kendaraan itu belum penuh. Ketika tuh angkot mau jalan ada seorang pria yang hendak ikut kendaraan tersebut karena tidak ada tempat untuk duduk, sehingga pria tersebut ikhlas berdiri demi mengejar keperluannya. "Udah bang diri aja saya lagi buru2 nih", ucap pria tersebut. Lalu, angkot tersebut tetep jalan dengan kondisi 1 penumpang berdiri.

"Kiri bang", ucap salah satu penumpang yang hendak turun di seberang salah satu komplek. Lalu si supir angkot bilang: "Mas gak boleh gantung di angkot sini mas, nanti di marahin saya.". "Lah terus saya gimana ? ", balas si pria itu. "Udah mas turun disini aja" lanjut kata supir angkot itu. Tak lama berselang si supir angkot tetep jalan dengan meninggalkan si pria itu. Tak lama berselang ada seorang ibu yang berkata "Cecian deh lu..." dengan ekspresi senang.

Hmm... saya jadi berpikir koq bisa yah ibu itu berbicara dengan perasaan senang. Sepertinya ada kepuasan tersendiri ketika ibu itu berkata seperti itu. Apakah ibu tidak memiliki rasa empati. Mungkin ini sifatnya sederhana, cuman seandainya kita coba switch the angle to that man, mungkin kita, ibu tersebut atau siapapun itu tidak mungkin mengatakan hal itu seperti yang menurut orang lain mungkin sepele. Siapa tahu pria itu ingin menjenguk sodara yang kecelakaan atau kejadian2 tertentu yang di luar prediksi manusia.


Empati... ? yah kenapa kita atau saya atau anda2 semua susah sekali untuk berempati. Dalam hal ini mungkin bukannya kita meratapi sesuatu yang sifatnya kecil tapi bagaimana kita mensyukuri bahwa "Kita masih jauh lebih beruntung di banding pria itu."

2 Response to "Susahnya Berempati..."

  1. Hm, empati = memposisikan diri pada kondisi orang yang diberi empati, gitu kan?

    yop lebih tepatnya seperti. Kurang pas yah kalimatnya... ? :D :D :D

Posting Komentar

Advertisement

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes