[True Story]Seorang Pegawai Rendahan menjadi seorang Menteri di Arab.

Assalammu'alaikum Warrahamatullah Wabarakatuh

Bismillahhirrahman nirrahim

Apa kabar teman2 semua.. ? mudah2an selalu dalam keadaan sehat Terima kasih kepada Alloh yang telah mengizinkan tulisan ini masuk ke dalam dunia saya. Kali ini saya mau berbagi tentang cerita seseorang yang telah sukses dengan modal hinaan dari seseorang. Yang dari modalnya tersebut, mengangkat dirinya menjadi orang besar. tidak usaha banyak cing cong lagi langsung saja di ceritanya, Cekidot.. ;-) :

 Di sebuah perusahaan pertambangan minyak di Arab Saudi, di akhir tahun40-an. Seorang pegawai rendahan, remaja lokal asli Saudi, kehausan dan bergegas mencari airuntuk menyiram tenggorokannya kering.Ia begitu gembira ketika melihat air dingin yang tampak didepannya dan bersegera mengisi air dingin ke dalam gelas. Belum sempat ia minum, tangannya terhenti oleh sebuahhardikan: "Hei, kamu tidakboleh minum air ini. Kamu cuma pekerja rendahan. Air ini hanya khusus untuk insinyur" Suara itu berasal dari mulut seorangi insinyur Amerika yang bekerja di perusahaan tersebut.

Remaja itu akhirnya hanya terdiam menahan haus. Ia tahu ia hanya anak miskin lulusan sekolah dasar. Kalaupun ada pendidikan yang dibanggakan, ia lulusan lembaga Tahfidz Quran, tapi keahlian itu tidak ada
harganya di perusahaan minyak yang saat itu masih dikendalikan oleh manajemen Amerika. Hardikan itu selalu terngiang di kepalanya. Ia lalu bertanya-tanya: Kenapa ini terjadi padaku? Kenapa segelas air saja dilarang untuk ku? Apakah karena aku pekerja rendahan, sedangkan mereka insinyur ? Apakah kalau aku jadi insinyur aku bisa minum? Apakah aku bisa jadi insinyur seperti mereka? Pertanyaan ini selalu tengiang-ngiang dalam dirinya. Kejadian ini akhirnya menjadi momentum baginya untuk membangkitkan"DENDAM POSITIF"

Akhirnya muncul komitmen dalam dirinya. Remaja miskin itu lalu bekerja keras siang hari dan melanjutkan sekolah malam hari. Hampir setiap hari ia kurang tidur untuk mengejar ketertinggalannya.Tidak jarang olok-olok dari teman pun diterimanya. Buah kerja kerasnya menggapai hasil. Ia akhirnya bisa lulus SMA.
Kerja kerasnya membuat perusahaan memberi kesempatan padanya untuk mendalami ilmu. Ia dikirim ke Amerika mengambil kuliah S1 bidang teknik dan master bidang geologi. Pemuda ini lulus dengan hasil memuaskan. Selanjutnya ia pulang kenegerinya dan bekerja sebagai insinyur. Kini ia sudah menaklukkan dendamnya, kembali sebagai insinyur dan bisa minum air yang dulu dilarang baginya. Apakah sampai di situ saja? Tidak, karirnya melesat terus. Ia sudah terlatih bekerja keras dan mengejar ketinggalan, dalam pekerjaan pun karirnya menyusul yang lain. Karirnya melonjak dari kepala bagian, kepala cabang, manajer umum sampai akhirnya ia menjabat sebagai wakil direktur, sebuah jabatan tertinggi yang bisa
dicapai oleh orang lokal saat itu.

Ada kejadian menarik ketika ia menjabat wakil direktur. Insinyur Amerika yang dulu pernah mengusirnya, kini justru jadi bawahannya. Suatu hari insinyur bule ini datang menghadap karena ingin minta izin libur dan
berkata; "Aku ingin mengajukan izin liburan. Aku berharap Anda tidak mengaitkan kejadian air di masa lalu dengan pekerjaan resmi ini. Aku berharap Anda tidak membalas dendam, atas kekasaran dan keburukan perilakuku di masa lalu" Apa jawab sang wakil direktur mantan pekerja rendahan ini: "Aku ingin
berterimakasih padamu dari lubuk hatiku paling dalam karena kau melarang aku minum saat itu.Ya dulu aku benci padamu. Tapi, setelah izin Allah, kamu lah sebab kesuksesanku hingga aku meraih sukses ini. "
Kini dendam positif lainnya sudah tertaklukkan. Lalu apakah ceritanya sampai di sini? Tidak. Akhirnya mantan pegawai rendahan ini menempati jabatan tertinggi di perusahaan tersebut. Ia menjadi Presiden Direktur pertama yang berasal dari bangsa Arab. Tahukan Anda apa perusahaan yangdipimpinnya? Perusahaan itu adalah Aramco (Arabian American Oil Company) perusahaan minyak terbesar di dunia.

Ditangannya perusahaan ini semakin membesar dan kepemilikan Arab Saudi semakin dominan. Kini perusahaaan ini menghasilakn 3.4 juta barrels (540,000,000 m3) dan mengendalikan lebih dari 100 ladang migas di Saudi Arabia dengan total cadangan 264 miliar barrels (4.20×1010 m3) minyak dan 253 triliun cadangan gas.Atas prestasinya Ia ditunjuk Raja Arab Saudi untuk menjabat sebagai Menteri Perminyakan dan Mineral yang mempunyai pengaruh sangat besar terhadap dunia. Tahukah kisah siap ini? Ini adalah kisah Ali bin Ibrahim Al-Naimi yang sejak tahun 1995 sampai saat ini (2011) menjabat Menteri Perminyakan dan Mineral Arab Saudi.

Wanita Cerdas

Assalammu'alaikum Warrahmatullah Wabarokatuh


Bismillahhirrahmanirrahim

Terima kasih kepada Alloh swt yang telah mengizinkan coret-coretan ini masuk ke dunia saya. Klo ini saya sedikit mau berbagi tentang topik yang masih sama dengan topik yang terakhir saya publish di blog ini, yaitu tentang wanita. Cuman coret2an kali ini dibuat oleh seorang ibu wirianingsih.

Jika menginginkan anak-anak kita cerdas, mulailah dengan menjadikan diri kita sebagai ibu yang cerdas. Hanya ibu yang cerdas akan melahirkan generasi yang cerdas. Kata cerdas ada perbedaan dengan kata pintar. Cerdas dimaknai oleh para pakar pendidikan dan psikolog sebagai kemampuan mengambil keputusan dengan tepat. Cerdas juga bermakna seperangkat kemampuan yang terhimpun dalam individu untuk melihat gejala, menyikapinya ,dan pengendalian diri yang baik. 
Biasanya cerdas juga menunjukkan indikasi kedewasaan dan kematangan. Orang cerdas biasanya pintar, tapi tidak mesti ditunjukkan dengan angka-angka akademik yang fantastis. Maka biasanya kecerdasan lebih banyak merujuk pada kematangan jiwa seseorang.Emosi yang relatif stabil. Biasanya orang yang emosinya stabil memiliki kemampuan menyelesaikan masalah dengan baik. Beberapa pendapat termasuk Gardner menyebutkan bahwa kecerdasan meliputi banyak hal, dimulai dari kecerdasan emosi,kecerdasan spiritual, kecerdasan sosial, kecerdasan intelektual, kecerdasan ruang. Ada sekitar sembilan kecerdasan. Garner menyebutnya sebagai ‘multiple intelegence’. Pintar dimaknai sebagai ‘cap’ (mark) terhadap seseorang yang ‘kecerdasan intelegensinya ditandai dengan kemampuan meraih standar angka tertentu. Dalam nilai belajar atau nilai akademik, anak pintar biasanya ditujukan untuk mereka yang bisa meraih di atas nilai rata-rata kelas. Pintar juga biasa juga dilekatkan dengan sebutan “pintar mengemudi mobil’, ‘pintar bikin kue’, ‘pintar menggambar’, dan banyak lainnya. Jadi pintar juga dapat dilekatkan dengan ketrampilan. Terkadang pintar tidak melulu berarti orang itu cerdas. Dalam Islam, Rasulullah SAW,mendefinisikan kata cerdas (al-kayyis) sebagai orang yang menyiapkan hidupnya sebagai bekal untuk menghadapi kehidupan setelah kematian (al-Hadist shohih). Melihat definisi ini cerdas berarti visioner. Orang yang cerdas berpandangan jauh ke depan. Itu sebabnya, kita sering mengatakan mereka yang bekerja, bersikap, dan berfikir visioner adalah orang yang cerdas meskipun nilai matematikanya lima. Melihat pengertian diatas, penting bagi kita terutama kaum ibu untuk menjadi ibu yang cerdas. Begitu banyak ibu yang berpendidikan tapi juga tidak cukup cerdas menata kehidupannya, baik itu kehidupan keluarganya, maupun mengasuh anak-anaknya. 

Kita sering merasakan kewajiban lebih banyak dari waktu yang tersedia. Terutama kewajiban atau tanggung jawab sebagai seorang muslimah. Karena itu, diperlukan kecerdasan yang memadai jika ingin waktu seorang muslimah berdaya guna dan berhasil guna . Inilah pertanyaan terpenting nanti di akhirat, waktumu engkau habiskan untuk apa. Menjadi ibu yang cerdas merupakan cita-cita bagi seorang perempuan yag memahami arti kehidupan. waktu yang tersedia bagi kehidupan seseorang sudah dijatah oleh sang maha Pencipta. Tidak lebih dan tidak kurang. Maka penting bagi kita menata waktu sebaik-baiknya agar tidak ada satu hal yang terlewat dalam kehidupan. Semua hendaknya diniatkan untuk semata mengabdi padaNya. artinya, jadikan setiap waktu ‘gaul kita’ dengan siapapun hendaknya berkualitas tinggi, termasuk berinteraksi dengan anak-anak kita. Tugas seorang ibu sebenarnya hanyalah ‘menghantarkan’ agar anak memiliki kemampuan ‘mengarungi samudra kehidupan yang terbentang luas dengan segala tantangan dan peluangnya’..

Advertisement

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes